Pendekatan
Deduktif, Induktif, Rasionalisme, dan Empirisme
Pendekatan deduktif kerap
dikontraskan dengan pendekatan induktif. Pendekatan
Deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang
kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan
atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Dari segi bahasa, deduktif
atau deduksi berasal dari Bahasa Inggris, yaitu deduction yang artinya penarikan kesimpulan-kesimpulan dari
keadaan-keadaan umum atau menemukan yang khusus dari yang umum. Pendekatan
deduktif juga diartikan sebagai cara berpikir dimana pernyataan yang bersifat
umum ditarik suatu kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan dalam
pendekatan deduktif biasanya menggunakan pola pikir silogisme yang secara
sederhana digambarkan dalam penyusunan dua buah pernyataan (premis mayor dan
premis minor) dan sebuah kesimpulan.
Pendekatan
Induktif merupakan pendekatan yang digunakan dalam berpikir
dengan bertolak dari hal-hal khusus ke hal umum. Hukum yang disimpulkan pada fenomena
yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Berpikir
induktif adalah bentuk dari apa yang disebut generalisasi. Induksi (induction) adalah cara mempelajarai
sesuatu yang bertolak dari hal-hal khusus untuk menentukan hukum atau hal yang
bersifat umum. Metode berpikir induktif merupakan cara berpikir yang dilakukan
dengan cara menarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus
yang bersifat individual. Oleh karena itu, penalaran induktif dimulai dengan
mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang khusus dan terbatas
dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum.
Rasionalisme
merupakan
suatu paham yang mengutamakan rasio. Paham ini beranggapan bahwa prinsip-prinsip
dasar keilmuan bersumber dari rasio manusia, sehingga pengalaman empiris
bergantung pada prinsip-prinsip rasio. Karena rasio itu ada pada subjek
(manusia), maka asal pengetahuan harus dicari pada subjek. Rasio itu berpikir.
Berpikir inilah ynag membentuk pengetahuan. Karena hanya manusia yang berpikir,
maka hanya manusia yang mempunyai pengetahuan. Dengan pengetahuan inilah
manusia berbuat dan menentukan tindakannya. Berbeda pengetahuan, berbeda pula
laku perbuatan dan tindakannya. Rasionalisme juga bisa diartikan sebagai doktrin
filsafat yang menyatakan bahwa kebenaran haruslah ditentukan melalui
pembuktian, logika, dan analisis yang berdasarkan fakta, daripada melalui iman,
dogma, atau ajaran agama.
Empirisme
merupakan
suatu paham yang mengutamakan pengalaman. Secara harfiah, istilah empirisme
berasal dari Bahasa Yunani, yaitu kata emperia
yang berarti pengalaman. Pendekatan empiris melihat bahwa pengalaman, baik
pengalaman lahiriyah maupun pengalaman batiniyah merupakan sumber utama
pengenalan. Empirisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa
semua pengetahuan berasal dari pengalaman manusia. Empirisme menolak anggapan
bahwa manusia telah membawa fitrah pengetahuan dalam dirinya ketika dilahirkan.
Jadi, pendekatan
rasionalisme memandang sumber utama pengetahuan adalah dari rasio, sedangkan empirisme
memandang sumber utamanya adalah pengalaman.
Sumber
Bacaan
Amin
Mudzakir. 2012. Karl Popper dan Masa
Depan Masyarakat Terbuka. http://www.politik.lipi.go.id.
Anonim.
2010. Paradigma Ilmu Thomas Kuhn dan Karl
Popper. http:// mhs.blog.ui.ac.id/andri.septian.
_________. 2010. Revolusi Keilmuan menurut Thomas Samuel
Kuhn. http://munzaro.blogspot.com.
_________. Rasionalisme. http://id.wikipedia.org/wiki/
_________. Empirisme. http://id.wikipedia.org/wiki/
_________.
Berfikir Logika Induktif Deduktif dan
Silogisme pada Filsafat Ilmu. http://www.docstoc.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar