Beranda

Sabtu, 27 Desember 2014

Menulis, Siapa Takut?



Menulis bagi sebagian orang itu mengasyikkan sehingga mereka mampu menghasilkan berbagai karya tulis yang inspiratif dan menggugah bagi siapapun yang membacanya. Lalu menulis bagi sebagian orang lain itu sesuatu yang menyulitkan dan melelahkan sehingga tak mampu satu pun menghasilkan tulisan, “boro-boro” menginspirasi orang lain.

Bisa menulis, sepertinya merupakan keinginan sebagian besar guru atau kerap disebut tenaga pendidik. Apalagi jika guru dihadapkan pada kewajiban untuk membuat suatu karya ilmiah tertentu demi menunjang kenaikan pangkat. Namun, dalam kenyataannya tidak semua guru mau atau mampu menulis. Sebagian kewalahan saat diminta untuk melengkapi karya ilmiah yang menjadi syarat untuk kenaikan pangkat tersebut.

Ada ungkapan bahwa menulis itu seperti naik sepeda. Kalau tidak pernah berlatih naik sepeda, seseorang tidak serta merta mampu naik sepeda, perlu ada latihan-latihan hingga ia mampu naik sepeda. Menulispun demikian, perlu ada latihan secara terus-menerus sampai akhirnya mampu menulis secara lancar. Untuk terus meningkatkan kemampuan bersepeda seseorang yang sudah mampu naik sepeda pun terus berlatih dengan berbagai trik maupun keahlian lainnya, demikian pula dengan menulis. Seseorang yang sudah mampu menghasilkan tulisan juga harus terus diasah agar tulisannya semakin menarik dengan berbagai teknik tulisannya.

Alasan -alasan itulah yang menjadi latar diadakannya kegiatan Teacher Writting Camp ke-4 (TWC-4) yang dilaksanakan di Universitas Negeri Jakarta dari 26-28 Desember 2014. Dan alasan itu pula yang membuat penulis tertarik untuk mengikuti kegiatan ini, tentunya dengan mengorbankan beberapa kepentingan pribadi bahkan kepentingan keluarga. Agar semua pengorbanan tidak sia-sia, maka hal yang harus penulis lakukan mengikuti kegiatan ini secara total, meski energi yang dimiliki penulis untuk kegiatan ini tak lebih dari 20%.

Berbagai tantangan dalam kegiatan ini benar-benar memompa motivasi karena peserta diwajibkan menulis di berbagai media, meski itu tulisan sederhana, dari bagaimana membuat citizen jurnalism, nulis di media sosial, di blogspot,  di kompasiana.com, dan di guraru.org. Lebih jauh lagi kita ditantang untuk mampu menerbitkan buku baik secara bersama maupun perorangan. 
Sungguh sangat inspiratif kegiatan ini dikolaborasi dengan pengalaman diri penulis bebearapa waktu lalu yang pernah menjadi editor, penulis buku, penulis artikel, bahkan sebagai “ghost writer”. Semoga ini bisa merecharge motivasi untuk terus menulis sesederhana apapun. Teruslah menulis, biarkan pembaca yang menentukannya. (DS-PP)