Beranda

Senin, 04 Juni 2012

Benturan Peradaban

Benturan Peradaban menurut Huntington

Dalam artikel yang berjudul “The Clash of Civilizations, Huntington mencoba menawarkan paradigma baru dalam melihat dunia. Ia melihat ada tujuh peradaban yang akan mewarnai persaingan global: Western, Latin American, Confucian, Japanese, Islamic, Hindu dan Slavic-Orthodox. Ia memprediksikan akan terjadi konflik di level makro antara negara-negara dari peradaban yang berbeda dalam mengontrol institusi internasional, ekonomi global dan kekuatan militer.
Kemenangan ideologi liberalisme demokratik atas sosialisme menimbulkan kepercayaan diri yang luar biasa di kalangan masyarakat Barat, sehingga mereka menganggap ideologinya bersifat universal. Barat, khususnya Amerika Serikat, kemudian menjadi bangsa misionaris yang memaksa bangsa-bangsa non-Barat mau menerapkan nilai-nilai demokrasi Barat, pasar bebas, pemerintahan yang terbatas, menjunjung tinggi HAM, individualisme, aturan hukum, serta pemisahan agama dan Negara. Kondisi ini jelas berbeda dengan nilai-nilai dalam budaya Islam, Konghucu, Jepang, Hindu, Budha, ataupun Ortodoks. Jika, Barat terus memaksakan “perasaannya” sebagai Negara dengan peradaban yang terbaik dan benar, maka bisa menimbulkan konflik antarperadaban. Atau jika,  setiap peradaban yang diklasifikasikan oleh Huntington merasa paling benar, maka konflik antar peradaban bisa saja terjadi.
Selanjutnya Huntington mengatakan bahwa peradaban dapat berbenturan dalam dua level. Dalam level mikro, peradaban berbenturan di garis-garis persinggungan (fault lines). Dalam level makro, negara dengan peradaban yang berbeda saling bertarung kekuasaan, kekuatan, kapabilitas militer dan ekonomi, bertarung pengaruh dan kontrol dalam organisasi internasional dan pihak tiga, maupun secara komptitif mempromosikan nilai maupun agenda politik dan agama masing-masing.
Fault lines menggantikan perang pengaruh dan lokasi sumber konflik pada era Perang Dingin. Konflik di daerah fault lines, misalnya antara peradaban Barat dan peradaban Islam telah berlangsung lebih dari 1300 tahun. Konflik antarperadaban menjadi semakin intensif  sehingga selalu identik dengan kekerasan.
Solusi terhadap benturan peradaban antara lain: untuk menciptakan solidaritas global harus dimulai dari upaya saling mengenal. Hal lain yang sangat penting adalah mengenali “musuh bersama” dan problem-problem bersama. Demo anti Perang AS atas Irak menjadi sinyal positif bagi peluang kerjasama antar orang-orang yang punya semangat menciptakan kerukunan dari berbagai belahan dunia.
Pandangan terhadap Hubungan antara Barat dan Islam dewasa ini
Interaksi dunia Islam dengan Barat seringkali dikemukakan dalam pengertian yang kontras, bahkan tidak jarang diikuti munculnya stereotip negatif dari kedua belah pihak dan menganggapnya sebagai musuh. Ungkapan-ungkapan seperti: “orang Kristen melawan orang Islam, salib melawan bulan sabit, agama Kristen melawan agama Islam, dunia Islam adalah ancaman bagi Barat, Barat adalah musuh Islam”, adalah cerminan dari interkasi yang beraroma kontras tersebut. Kesan interaksi yang kontras tersebut sebagian diperkuat dan didukung oleh pernyataan sejumlah pemimpin agama maupun politik. Media massa, disadari atau tidak, ikut pula terjerumus ke dalam propaganda ini, sehingga muncul sikap saling tidak percaya dan saling curiga. Bahkan, buku Huntington tentang benturan peradaban ikut menyumbang besar dalam hubungan Islam dan Barat yang kontras tersebut. Mengapa Huntington tidak berani menegaskan sekalian bahwa benturan peradaban akan terjadi hanya antara Barat dan Islam. Hal ini hanya untuk memberikan kesan artikelnya sebagai makalah ilmiah yang obyektif.
Hubungan Islam dan Barat semakin kontras ketika Uni Soviet dengan Sosialis-Komunis yang saat itu dianggap musuh dalam Perang Dingin, mengalami keruntuhannya. Maka semakin kuatlah legitimasi Barat bahwa peradaban merekalah yang paling benar. Kemudian, Barat kembali fokus kepada “Musuh Lama” nya, yaitu Islam dengan mengambil jargon Terorisme yang diperkuat oleh momentum 11 September (WTC). Lihatlah bagaimana Barat (Amerika dan sekutunya) dengan legitimasi demokrasi, HAM, Memberantas Terorisme menyerang Negara-negara Arab (Muslim) hanya untuk alasan yang kadang tidak jelas. Mereka menyerang Irak, Afganistan, Libya, dan Negara-negara (Muslim) lainnya. Sementara, di Israel-Palestina, Barat diam saja dan terkesan tidak menyetujui. Bahkan, mereka menolak Palestina untuk bergabung menjadi anggota PBB. Sungguh sangat jelas bahwa orang-orang kafir, nasrani, yahudi akan berpadu sampai Islam itu hancur.
Sumber Bacaan
Anwari WMK. 2010. Islam versus Barat?. http://anwariwmk.wordpress.com.
Misbahul Hasan. 2006. Membincang Benturan Antarperadaban. http:// antinekolib.blogspot.com.
Misbahul Hasan. 2010. Membangun Benturan Antar Peradaban Huntington. http://www.facebook.com.
Muhammad Lazuardi al-Jawi. 2007. Benturan Peradaban Islam VS Barat. http://khilafahislam.multiply.com.
Sholihan. Islam dan Barat di Era Pasca Perang Dingin dan Globalisasi: Konflik atau Damai?. http://www.wmc-iainws.com. 
Zainal Abidin Bagir. 2011. Menguji the Clash of Civilizations Samuel P. Huntington. http://crcs.ugm.ac.id.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar